PKB Kota Malang Gelar Tasyakuran Penganugerahan Pahlawan Nasional 2025: Teladani Nilai Perjuangan Gus Dur
PKB Kota Malang Gelar Tasyakuran Penganugerahan Pahlawan Nasional 2025: Teladani Nilai Perjuangan Gus Dur
PKB Kota Malang Gelar Pelatihan Kader Pertama, Perkuat Loyalitas Generasi Muda Partai
PKB Kota Malang Gelar Tasyakuran Penganugerahan Pahlawan Nasional 2025: Teladani Nilai Perjuangan Gus Dur
PKB KOTA MALANG , MALANG – Dewan Pengurus Cabang (DPC) Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Kota Malang menggelar tasyakuran atas penganugerahan gelar Pahlawan Nasional Tahun 2025. Acara yang berlangsung khidmat ini digelar di kantor DPC PKB Kota Malang, Jalan Ketapang No. 02, Kelurahan Kasin, Kecamatan Klojen, pada Rabu (12/11/2025) malam.
Tasyakuran dimulai sejak pukul 18.00 hingga 22.00 WIB dan dihadiri sejumlah tokoh Nahdlatul Ulama (NU) serta jajaran pengurus PKB Kota Malang. Hadir dalam kesempatan tersebut KH. Imam Mukti, Rois Syuriah MWC NU Sukun; Ketua DPC PKB Kota Malang H. Fatchullah, SH; seluruh anggota Fraksi PKB DPRD Kota Malang; para ketua lembaga, badan otonom, ketua dan sekretaris Dewan Pengurus Anak Cabang (DPAC), serta Ketua Dewan Syuro DPAC PKB se-Kota Malang.
Dalam sambutannya, Ketua DPC PKB Kota Malang H. Fatchullah, SH menyampaikan bahwa tasyakuran ini merupakan bentuk kebanggaan dan rasa syukur atas penganugerahan gelar Pahlawan Nasional kepada KH. Abdurrahman Wahid (Gus Dur), KH. Muhammad Kholil Bangkalan, dan Marsinah — aktivis buruh yang memperjuangkan hak-hak pekerja hingga akhir hayatnya.
“Gus Dur bukan hanya tokoh bangsa, tetapi juga ruh perjuangan PKB. Beliau telah menanamkan nilai-nilai pluralisme, keadilan sosial, dan keberanian moral dalam membela kebenaran. Karena itu, kita sebagai kader PKB harus terus meneladani semangat dan pemikiran beliau,” ujar H. Fatchullah.
Ia menambahkan, sejarah panjang PKB tidak dapat dilepaskan dari Nahdlatul Ulama (NU) sebagai organisasi induk yang melahirkan nilai-nilai dasar perjuangan partai. “PKB lahir dari rahim NU dengan misi untuk meneruskan perjuangan para ulama, termasuk KH. Abdurrahman Wahid. Maka memperjuangkan rakyat adalah bagian dari meneruskan perjuangan para pahlawan bangsa,” imbuhnya.
Sementara itu, KH. Imam Mukti dalam tausiyahnya menekankan pentingnya melandaskan perjuangan politik PKB pada ajaran Islam Ahlussunnah wal Jama’ah. Menurutnya, politik dalam pandangan Islam bukan semata urusan kekuasaan, melainkan sarana ibadah untuk menegakkan keadilan dan kesejahteraan umat.
“Rasulullah SAW mengajarkan bahwa perjuangan harus didasari pada keikhlasan dan kasih sayang. PKB harus menjadi partai yang membawa rahmat bagi seluruh masyarakat, memperjuangkan keadilan tanpa membeda-bedakan,” ungkap KH. Imam Mukti.
Ia juga menegaskan bahwa Nahdlatul Ulama membutuhkan peran politik untuk dapat mewujudkan kebijakan yang berpihak kepada umat. “NU tidak mungkin bisa berbuat kebijakan politik tanpa partai politik,” ujarnya.
Acara tasyakuran ditutup dengan doa bersama dan pembacaan tahlil untuk para pahlawan bangsa, terutama KH. Abdurrahman Wahid, KH. Muhammad Kholil, dan Marsinah. Suasana kebersamaan dan semangat perjuangan mewarnai malam penuh makna tersebut, menjadi momentum refleksi bagi kader PKB untuk melanjutkan perjuangan para tokoh bangsa dengan semangat keislaman dan kebangsaan.
